Friday, November 29, 2019

Kenali keunikan kunyit, rempah-rempah yang paling mahal di dunia

Ketika kunjungan ke Timur Tengah atau Eropa dibayar, bumbu disebut saffron bisa dinikmati di sejumlah piring. Di Spanyol, misalnya, yang terkandung dalam kunyit paella hidangan.

paella Spanyol dapur yang khas, yang merupakan campuran dari nasi putaran biji-bijian, makanan laut atau daging, serta bumbu dan rempah-rempah, yang diproses dalam-seperti besar nasi panci goreng.

Saffron biasa hadir dalam menu paella klasik, membuat rasa makhluk hidangan 'unik' dan warna kuning menjadi menarik.


Keunikan stigmata

Kenali keunikan kunyit, rempah-rempah yang paling mahal kunyit panen DuniaBunga. Stigma (saffron) siap dipetik. (Foto: AFP PHOTO / Hoshang Hashimi)
Saffron stigma dari bunga Crocus sativus, atau lebih dikenal sebagai kunyit, yang berasal dari bahasa Yunani. Sebagai jenis bunga kering, kunyit dapat memberikan aroma manis dari bunga.


Tidak hanya aromanya, kunyit digunakan untuk mewarnai piring. Putik kunyit warna 'memudar' menjadi kuning bila dimasak dalam makanan atau minuman panas. Namun, karena kunyit asli rasa sedikit pahit, kunyit cukup digunakan dalam memasak.

Tidak hanya untuk rasa agak pahit kunyit, penggunaan kunyit terlalu sedikit untuk menghemat biaya.

Karena kunyit adalah bumbu mahal yang paling di dunia, dengan harga. Untuk setiap 1 kilogram saffron dengan harga $ 1.000 atau sekitar $ 14 juta hingga 5000, atau sekitar 70 juta. Bahkan, untuk kualitas terbaik, harganya bisa mencapai 150 juta rupee per kilogram.

Berikut adalah beberapa alasan yang membuat harga saffron begitu mahal.

1. panen tidak nyaman

Untuk menghasilkan satu kilo safron membutuhkan waktu sekitar 340.000 bunga crocus. Karena, dalam kuncup bunga hanya tiga stigma (saffron) harus diambil sebagai bumbu, mengutip Insider Bisnis.

Untuk yang terbaik saffron kualitas, bunga tidak boleh terlalu mekar, sehingga waktu panen sangat terbatas. Bahkan, petani harus bersaing dengan ketika hari.

Selain itu, untuk memanen saffron harus juga berhati-hati karena bagian dari putik sangat sensitif. Ketika rusak atau rusak, kualitas safron jauh berkurang, harga diturunkan.

Saffron juga hanya bisa dipanen secara manual dengan tangan manusia, sebelum kemudian dikeringkan. Tak ada alat, semua benar-benar kerja keras tangan petani.


2. Tumbuh di lingkungan spesifik

Selain putik, bagian lain bunga ini juga tak kalah sensitif. Bunga saffron crocus dengan kualitas terbaik hanya bisa tumbuh di bawah kondisi spesifik, yaitu area yang kering, mendapat banyak sinar matahari, serta curah hujan cukup.

Bunga ini hanya mekar selama 6 minggu dari akhir bulan September hingga awal Desember dan dipanen pada pagi hari untuk mendapat kualitas yang terbaik.

Saffron berasal dari Yunani. Kemudian bunga ini menyebar ke Iran, India, Spanyol, Italia, dan Amerika Serikat dan diadopsi sebagai bumbu masakan menu tradisional daerah tersebut. Saat ini Iran menjadi negara penghasil saffron nomor satu di dunia.

3. Mengandung zat-zat 'mahal'

Melansir dari Reader's Digest, saffron mengandung zat-zat kimia penting yang sangat mahal seperti picrocrocin, crocin, dan safranal. Ketiga zat inilah yang bertanggung jawab untuk memberi rasa, warna, dan aroma khas dari saffron.


4. Memiliki banyak khasiat

Sejak zaman dulu orang-orang Yunani kuno, Cina, dan India sudah memanfaatkan saffron untuk berbagai hal, mulai dari bahan parfum, pewarna pakaian, hingga ramuan obat.

Di era modern, sudah banyak penelitian yang menyatakan khasiat saffron untuk kesehatan, seperti meningkatkan suasana hati, membantu atasi keluhan saat menstruasi, hingga menurunkan berat badan. Sehingga banyak orang yang kian terpikat dengan rempah paling mahal di dunia ini.

Walau harganya mahal, saffron umumnya dijual dalam jumlah kecil, bahkan bisa dibeli sebanyak satu genggaman tangan saja. Sehingga harganya menjadi tak terlalu mahal dan dapat dicoba oleh lebih banyak orang. Beberapa restoran di Indonesia pun sudah mulai 'berani' menghadirkan rempah ini dalam hidangan mereka.


artikel by : www.kcrst0re.com

No comments:

Post a Comment